Customer Service

Abud dhi   
Phone      
PinBB        28357D1D

Cara Pembayaran

Cara Pembayaran

Jasa Pengiriman

Jasa Pengiriman
Diberdayakan oleh Blogger.

link populer

Add URL search engines SonicRun.com

0 ms

AddPro.comSearch Engine Submission AddPro.comSearch Engine Optimization Sonic Run: Internet Search Engine Sonic Run: Internet Search Engine Sonic Run: Internet Search Engine
Sonic Run: Internet Search Engine
web giant SubmitAsite Search Engine submission - FREE Submission to the top Search Engines and Directories http://websquash.com/submit-48hours.php?id=7227809
ExactSeek: Relevant Web Search
Add Url at Pingmyurl.com

Blackjack advice and tips by Webeden

Add Url at Pingmyurl.com
AddPro.comSearch Engine Optimization Free Blog

ART SEARCH Directory: Add Your Art Site! Free URL submissions
http://www.artsearch.us
US ART JOBS: Arts , culture, education, museum theatre and library careers
http://artjobs.artsearch.us

www.SubmitURLFree.net www.SubmitURLFree.Net www.SubmitURLFree.net Business Directory of Indonesia - free online catalog of relevant and useful web sites. Free submit a site to Indonesia web directory and link exchange. free website promotion Free Traffic Tools!  promosi website gratis SubmitX.com < / a> Free Search Engines Submission Free Search Engines Submission
Add Url at Pingmyurl.com
Ping search engines.
Ping
Ping your blog, website, or RSS feed for Free Critic.net z35W7z4v9z8w z35W7z4v9z8w http://critic.net/

Selamat datang di toko kami

Kami adalah distributor ape atau alat peraga untuk tk, sd, smp dan sma yang berlokasi di Malang Jawa Timur, melayani penjualan ke seluruh kota yang ada di Indonesia, untuk info lebih lanjut silahkan hunbungi customer service kami. Terima kasih
PRODUK TERBARU

Mengasah Kecerdasan Sosial

Mengasah Kecerdasan Sosial


Kecerdasan sosial sangat diperlukan dalam keberhasilan dimasa datang. Salah satu instrumen dalam menumbuhkan kecerdasan sosial adalah dengan bermain Alat Peraga edukarif/APE untuk Paud.
Seiring dengan perkembangan zaman yang kian pesat dibidang teknologi dan informasi, perkembangan kejiawaan anak pun mengalami perubahan yang sangat perlu diperhatikan. Saat ini, bukan pemandangan yang asing lagi bila seorang anak tampak sangat asik dengan “dunianya” sendiri ketika sudah didepan komputer untuk nge-game atau berselancar di dunia maya yang bernama internet. Sementara bila ada tamu yang datang kerumah, ia tampak cuwek, tidak bisa menunjukkan sikap bagaimana sebuah hubungan sosial mesti dibangun dengan orang lain, atau bahkan ia malah menunjukkan sikap sebaliknya, yakni rasa tidak suka karena merasa keasyikannya telah terganggu dengan adanya orang lain.
Keadaan yang seperti ini, disamping karena perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, juga para orang tua mempunyai kecenderungan untuk tidak dapat meluangkan waktu lebih banyak lagi bersama anak-anaknya. Hal ini bisa terjadi karena kesibukan kerja sehingga kalau sudah dirumah ingin hanya istirahat karena kecapekan. Disamping itu juga kurangnya kesadaran bahwa menemani anak saat tumbuh dan berkembang itu sangat besar pengaruhnya bagi anak. Orang tua mempunyai kecenderungan seperti ini biasanya justru memberikan kesibukan kepada anak misalnya dengan belajar tambahan yang dipanggilkan guru privat kerumah atau bahkan membelikan banyak mainan atau agar tidak merepotkan orangtua.
Kecerdasan intelektual sangat penting untuk terus dikembangka. Namun kecerdasan yang tidak kalah penting adalah kecerdasan sosial. Sungguh, kecerdasan sosial ini sama sekali tidak boleh diabaikan. Lantaran kecenderungan masyarakat modern, yang satu sama lain sering bersitegang dengan waktu karena adanya target atau bahkan ambisi, persaingan yang sangat ketat disegala bidang, kebutuhan terhadap pemenuhan materi sekaligus gengsi yang semakin menguat, akan membuat kehangatan hubungan sosial semakin berkurang. Disinilah pentingnya kecerdasan sosial pada anakuntuk terus berkembang agar anak-anak kita mampu hidup secara sosial dengan baik.
Betapa penting kecerdasan sosial dikembangkan karena saat ini masih banyak orang tua yang sangat bangga bila anaknya berhasil dalam studinya disekolah yang ditunjukkan dengan nilai rapor yang bagus. Hal ini tidak salah, tetapi juga tidak bisa bila dikatakan benar seratus persen. Beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual ternyata lebih berpengaruh bagi kesuksesan anak dalam kehidupannya pada masa mendatangbila dibandingkan dengan kecerdasan intelektual.
Mengapa demikian ? seorang yang memiliki kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam sebuah lingkungan sosial, dan hidupnya bisa bermanfaat tak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagimorang lain. Sungguh kemampuan yang diantaranya seperti itulah yang sangat dibutuhkan oleh anak kita agar kelak lebih mudah dalam menghadapi tantangan kehidupan pada zaman yang semakin ketat dengan persaingan. Dengan demikian, semoga anak kita lebih mudah dalam meraih kesuksesan.
Kami menyediakan Alat Peraga Edukatif/APE untuk Paud. Bisa dilihat di www:alatperagaedukatifpaud.blogspot.com. atau hub: 081335091462, 085649603286, 08175403038


Menjatuhkan sanksi dilihat dari kacamata fikih islam

Menjatuhkan sanksi dilihat dari kacamata fikih islam

Anak-anak adalah amanah bagi orang tua dalam mendidik. Pada usia dini sanksi juga dapat diberikan kepada anak, apabila melakukan kesalahan. Dalam proses pembelajaran anak usia dini yang masih konkrit, diperlukan sebuah tools dalam mendidik, berupa Alat Peraga Edukatif / APE untuk anak paud. 

Dalam kitab at-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami (hukum pidan islam), alenia ke 358 disebutkan :
1.    Sanksi bagi anak-anak
Ayah memiliki hak penuh untuk menghukum anak-anaknya yang masih kecil, yang belum baligh, demikianlah juga dengan guru, ia memiliki hak untuk menhukum murid-muridnya. Adapun kakek dan orang yang mendapatkan wasiat, berhak menghukum anak yang di bawah perwaliannya. Sedangkan ibu, ia memiliki hak untuk menghukum anaknya, menurut salah satu pendapat- juka ia diwasiatkan untuk itu, atau sianak berada di bawah tangggungannya, atau jika sang ayah sedang tidak ada. Selain orang-orang yang tadi disebutkan, sama sekali tidak memiliki hak untuk menghukum anak-anak, ini menurut pendapat yang dianggap rajih.
2.    Syarat-syarat menjatuhkan sanksi yang mendidik kepada anak-anak:
Syarat-syarat diperbolehkan menghukum anak-anak, sebagai berikut ini:
a.       Hukuman diterapkan karena kesalahan yang diperbuat, bukan atas dasar kekhawatiran terhadap kesalahan berikutnya yang akan ia lakukan.
b.      Hukuman pukulan hendaknya tidak menyakitkan sekali
c.       Hukuman pukulan harus disesuaikan dengan kondisi sang anak dan usianya.
d.      Hukuman pukulan dilakukan atas dasar dan untuk tujuan pembinaan, tidak boleh berlebihan dan diluar kewajaran.
Jika pukulan yang dilakukan terlalu keras, dan dinilai keluar dari ambang kewajaran sebagai sarana pembinaan, maka orang tua atau guru melakukannya bertanggung jawab secara hukum pidana. Asy- Syafi’i berpendapat, bahwa penghukum bertanggung jawab penuh terhadap bahaya timbul pada anak, akibat hukuman yang diterapkan, sebab menghukum adalah hak, bukan kewajiban. Dengan demikian ia boleh menjalankan boleh juga tidak. Dan jika ia ingin menjalankannya, konsekwensinya ia haris bertanggung jawab atas perbuatannya.
3.    Syarat-syarat memikul tanggung jawab penerapan sanksi fisik
a.       Orang yang melakukan hukuman itu sudah mendapatkan izin
b.      Dia melakukan hal itu untuk tujuan penanganan dan niat tulus
c.       Ia melakukan sesuai dengan teknik dan keahliannya
d.      Ia mendapatkan izizn dari anak yang terhukum atau dari walinya.
Syaikh Izzuddin bin Abdussalam menyebutkan dalam bukunya Qawaid al-Ahkam: “diantara contoh-contoh perbuatan yang mengandung kemaslahatan dan kerusakan, namunmaslahatnya lebih jelas dari pada bahayanya, adalah memikul anak kecil gara-gara ia meninggalkan sholat dan puasa, serta maslahat-maslahat lainnya, hal ini didasarkan hadist Rasulullah yang berbunyi: “ perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat pada saat ia berusia 7 tahun. Dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) pada saat usia mereka 10 tahun.”
4.    Syarat-syarat sanksi
a.       Semaksimal mungkin menghindari sanksi fisik.
b.      Bahwa perasaan cinta kita harus diungkapkan kepada anak yang dihukum.
c.       Berupaya untuk selalu membangun hubungan kasih sayang dan saling memahami kepada anak yang dihukum
d.      Hukuman langsung diberikan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan, bukan setelah berselang waktu yang lama
e.      Hukuman yang dilakukan atas dasar yang jelas, bukan keragu-raguan
f.        Menjelaskan dan menguraikan apa faktor yang melatari hukuman itu
g.       Menjelaskan langkah apa yang harus ia lakukan agar bisa menjadi lebih baik.

dKami menyediakan APE sebagai tools dalam mendidik anak-anak. Anda dapat mengakses ke www.alatperagaedukatifpaud.blogspot.com. atau menghubungi : 081335091462, 085649603286, 08175403038





APRESIASI YANG MENDIDIK

APRESIASI YANG MENDIDIK

Dunia Paud yang masih identik dengan bermain. Dimana bermain akan membentuk karakter anak. Anak akan belajar berperilaku jujur, menghargai, sopan santun dan lain-lain. Dengan karakter positif tersebut akan membantu guru dalam memberikan apresiasi positif dari guru. Alat Permainan Edukatif/APE membantu guru dalam memberikan apresiasi terhadap perilaku anak, baik perilaku positif maupun negatif.

Pertama : Apresiasi dan sanksi adalah kebutuhan manusia
Secara tabiat, semua manusia menyukai apresiasi (imbalan), karena apresiasi menguatkan perasaan bahwa seseorang telah berlaku benar, memunculkan rasa dalam bahagia jiwa, dan memunculkan rasa bahwa ia disukai secara sosial.
Biasanya perasaan semacam inimuncul ketika seorang sedang meraih kesuksesan  Dan jika diteliti lagi, akan kita dapatkan bahwa perasaan ini salah satunya dipicu oleh reputasi sosial yang baik, dan ungkapan kekaguman dari orang-orang  terdekat, seperti ayah, ibu, dan guru. Guru adalah orang luar yang paling dekat dengan seorang anak. Ketika di sekolah, posisinya menempati kedudukan orang tua sianak dalam hal pembinaan dan pengajaran. Dengan demikian ia pun memiliki posisi strategis dalam memberikan hadiah dan ganjaran kepada muridnya tersebut, sebagai wujud dukungan dan motivasi belajar sehari-hari.tau suatu prestasi.
Kedua: Meragamkan Jenis Apresiasi dari Sekolah, Bukan Menguranginya
Penampilan wajah guru yang ceria dan penuh senyum, goreskan nilai skor nilai yang dituliskan di atas buku latihan dan lembaran tes, kata-kata pujian seperti “bagus sekali”, “pintar sekali kamu”, “hebat sekali”, baik sekali”, dsb, atau dengan menuliskan warna murid yang berprestasi dipapan tulis, atau dengan memberi kue atau permen, semua itu merupakan bentuk apresiasi yang sangat berharga dan membanggakan anak didik. Bahkan lebih dari itu, akan menundukung munculnya sikap positif dan proaktif murid terhadap proses pembelajaran.
                Selanjutnya dengan menampilkan air muka yang masam dan datar, memberi skor yang rendah pada bukku latihan dan lembar tes – tanpa tambahan kata-kata “lemah” atau kurang baik sebab meruntuhkan rasa percaya dirinya, semua itu menjadi suatu hukuman yang berguna untuk memperbaiki kesalahan dalam proses pembelajarannya. Bahkan dibeberapa negara lain, sistem pendidikan mereka telah menghapuskan pemberian skor-skor nilai untuk tingkat sekolah dasar, cara evaluasi yang mereka lakukan hanyalah dengan menunjukkan dimana letak kesalahan dan kebenaran yang dihasilkan seorang murid. Agar dengan cara itu, ia bisa memperbaiki kekurangan nya tanpa harus terpengaruhi oleh tingkatan-tingkatan skor diantara teman-temanya. Dan kalaupun guru harus memberikan skor, maka skor tersebut d tuliskan dalam map khusus, atau file pribadi milik murid yang bersangkutan. Untuk d tunjukkan kepada orang tua atau walinya saat d butuhkan.

Ketiga: Hukuman (sanksi) adalah cara untuk menghentikan perilaku negatif
Harus dibedakan dalam menempatkan hasil perilaku murid di sekolah yang berada dibawah kewenangan peraturan dengan kesalah murid  yang sifatnya individu.
                Sesungguhnya anak-anak adalah buah hati kita. Mereka datang ke sekolah membawa latar belakang keluarga yang berbeda dan kondidi lingkungan masyarakat yang beragam tingkatnya. Bahkan merekapun membawa berbagai pengaruh sosial yang tak dapat disamakan. Oleh karena itu, semua latar belakang ini menuntut seorang guru agar bisa memposisikan dirinya sebagai orang tua yang penuh kasih, pendidik yang mulia, pemimpin yang lihai, dan dokter yang ahli. Sehingga semua sikap guru tersebu. Dapat menghantarkan muridnya untuk melangkah mengikuti teladan yang d contohkannya, baik dari segi kebersihan, kerapian, dan penampilan yang baik, hingga kepada sikap proaktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Keempat: Memotivasi Semangat Belajar dengan Ganjaran
                Perselisihan pendapat mengenai sanksi pukulan yang dianggap sebagai slah satu cara pembinaan disekolah secara khusus, dan dimasyarakat serta keluarga secara umum, telah menempatkan para guru pada satu posisi yang membimbangkan disaat mereka harus memberikan hadiah atau menjatuhkan suatu sanksi.
                Hal tersebut dikarenakan image yang sudah tertanam, bahwa jika pukulan ditiadakan maka itu sama saja telah meniadakan hukuman. Jika hukuman ditiadakan maka apa gunanya hadiah dan apresiasi. Kebimbangan itu terus merundung mereka, padahal sebenarnya ini bukanlah perkara yang membimbangkan, justru sangat jelas.
Kelima: Pukulan Hanyalah Salah Satu Cara
                Sangsi pukulan hanyalah bagian yang sangat kecil dari berbagai cara menerapkan tindakan hukuman. Mereka yang memiliki ukuran bahwa hukuman hanyalah pukulan, berarti telah menghapus usaha-usaha pembinaan. Karena dengan demikian mereka telah mempersempit yang luas, yaitu pembinaan, dan memperluas yang sempit yaitu pukulan. Mereka utamakan penggalan kecil atas suatu yang angat besar. Padahal, pukulan hanyalah sepenggal tindakan yang terikat oleh banyak syarat, terbatas oleh banyak tahapan, dan hanya bisa disahkan dengan beberapa kondisi yang menuntut. Pukulan hanyalah salah satu cara yang digunakan jika kondisi yang menuntut. Pukulan hanyalah salah satu cara yang digunakan jika kondidi memaksa, dalam proses pendidikan.

                “Hukuman adalah gerbang terakhir dalam proses pembinaan. Dampak yang ditimbulkan adalah kepribadian yang terpuruk, yang hidup dalam kegaulan dan kecemasan, bahkan kegagalan. Sesungguhnya tindakan kita menghukum seorang anak kecil dengan pukulan, adalah bukti kegagalan kita sebagai manusia dewasa dalam memilih cara yang tepat untuk membina mereka, bersentuhan dengan jiwa mereka, dan mengarahkan mereka kepada perilaku yang terpuji.” Untuk info lebih lanjut APE dapat menghubungi: 081335091462, 085649603286, 08175403038




Tubuh dan Pikiran Satu Kesatuan


TUBUH DAN PIKIRAN SATU KESATUAN
Alat permainan untuk anak-anak mempunyai stimulus dalam meningkatkan kemampuan kinestetik. Tak dapat disangkal bahwa gerakan tubuh merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan proses berpikir. Mari merunut bagaimana kaitan keduanya. Jauh sebelum manusia mampu mengkomunikasikan gagasan melalui  lambang atau simbol, mereka memanfaatkan gerakan dan bahasa tubuh.  Walau terjadi perkembangan bahasa tulisan, perpaduan antara pikiran dan tubuh ini tetap utuh selama berabad-abad.
Di abad pertengahan Eropa, para rohaniawan katolik menganggap membaca sebagai bagian dari kegitan fisik. Para dokter di Eropa dahulu, juga merekomendasikan kegiatan membaca pada para pasien sebagai latihan fisik untuk membantu proses penyembuhan.
Di jaman Yunani kuno dahulu, tubuh dan pikiran dianggap sebgai satu kesatuan. Bagaimana mereka, misalnya, begitu menghargai aktivitas olahraga sebagai alat untuk memupuk kekuatan pikiran. Di belahan timur, anda mungkin mengenal produk budaya yang kini kita kenal sebagai yoga, atau taichi.
Sang pencetus teori kecerdasan ganda, Howard Gardner juga menegaskan, ‘kemampuan-kemampuan yang menggunakan tubuh telah menjadi bagian sejarah kehidupan manusia sejak beribu bahkan berjuta-juta tahun lamanya.’ Bagi masyarakat Barat, kata Gradner, ada pepatah ‘apa yang kita perbuat dengan tubuh kita bagaiamanpun adalah perbuatan yang istimewa dan spesial.’
Untuk dapat menstimulus perkembangan tubuh dan pikiran sehingga dibutuhkan Alat Permainan yang mendidik. Maka dari itu kami menyediakan Alat permainan yang dapat menstimulus perkembangan pikiran dan tubuh sebagai satu kesatuan. Dengan membuka : www.alatperagaedukatifpaud.blogspot.com

ALAT PERAGA PENUNJANG PEMBELAJARAN


Alat peraga matematika penunjang pembelajaran
Selain tersedianya alat peraga matematika dalam pembelajaran, lingkungan yang nyaman merupakan faktor dominan yang sangat diperlukan.
Anak-anak yang pintar logika matematikanya tergambar dari anak yang tekun, dan suka membaca. Namun, taks emua lingkungan rumah nyaman untuk proses belajar anak. Ada syarat-syarat tertentu, kiat tertentu, yang dapat merangsang anak belajar . Apa saja?
a.       Suasana rumah hangat dan menenteramkan
Aturan dan disiplin kaku dalam rumah membuat anak tidak nyaman. Ada saatnya anak menaati aturan, misalnya: sebelum tidur harus cuci kaki, gosok gigi, bangun tidur merapikan kamar, dan sebagainya. Namun sesekali tolelirlah rasa malasnya. “okelah kalau nggak mau merapikan kamar sekarang, nantisore juga boleh, kok!
b.      komentar negatif Tak ada
c.       Ada perhatian dan pujian sekadarnya
Di rumah anak-anak senang bila diperhatikan orang dewasa. Bukan berarti harus menguntitnya terus-menerus, mengintip belajarnya. Tapi sesekali menengokdan menegurnya. “sedang menulis apa,kak?dan sebagainya.
Jika anak menunjukkan hasil belajarnya, pujilah ia sekadarnya. “Bagus juga ya. Tetapi kenapa bisa begini, ya? Membuat anak tahu bahwa kita memperhatikan hasil kerjanya. Hindari pujian berlebihan, misalnya”wah luar biasa pintarnya”.
A&D APE
081335091462, 085649603286, 08175403038

FUNGSI ALAT PERAGA


Fungsi Alat Peraga Matematika
Alat peraga matematika berfungsi sebagai stimulus dalam meningkatkan kemampuan logika matematika anak usia dini. Ada beberapa aspek yang menonjol pada kecerdasan logika matematika.
Fungsi kognitif anak sudah dimulai sejak ia lahir. Namun berdasarkan teori Jean Piaget, profesor psikologi Universitas genewa, Swiss, fungsi kognitif anak berkembang sesuai pengalaman dan latihan yang diterimanya.
Perkembangan kognitif menurut teori Piaget, meliputi kemampuan seseorang berimajinasi, merasakan, mengingat, serta membuat alasan-alasan yang logis. Kemampuan ini berkembang berdasarkan pengalaman dan rangsangan-rangsangan yang diterimanya dari lingkungan hidupnya, yang setelah difahami seorang anak akan mampu memproses informasi sesuai aturan-aturan logika, dan menerapkannya.
Namun, sebelum anak sampai pada kemampuan berpikir logis, anda harus melatih anak untuk menguasai beberapa konsep penting, yakni:
1.       Bepikir transformatif
Transformasi atau transformation adalah konsep perubahan atau pergantian bentuk yang dapat diketahui anak lewat eksperimen sederhana. Eksperimen sederhana yang dapat anda lakukan bersama anak (usia 2-7 tahun) misalnya, dua wadah kembar diisi air dengan volume sama. Perlihatkan pada anak, ia akan melihatnya sama.
Coba pindahkan air tersebut pada wadah lain, misalnya ditempatkan pada gelas tinggi kurus dan gelas pendek tapi lebar. Apa kata anak? Anak usia 2-5 tahunan pasti akan mengatakan air di gelas tinggi lebih banyak dibandingkan air di gelas pendek. Anak usia tersebut belum memahami transformasi. Baru di usia 7 tahunan, kemampuan ini muncul.
2.       Reversibility
Reversibility adalah kemampuan untuk mengikuti satu rangkaian berpikir, kemudian memutar kembali proses berpikir tersebut. Proses ini juga disebut sebagai kemampuan anak berpikir alternatif atau bolak-balik.
Contohnya, jika anak usia 7 tahunan terpisah di mal dari ayah ibunya. Ia bisa pulang kembali ke rumah, karena ia memutar kembali proses berpikirnya. Mengingat-ingat jalan bersama ayah ibunya, naik kendaraan nomor berapa, berhenti dimana, atau berpikir untuk menelpon rumah atau hp ayah ibunya. Ini juga menunjukkan pemahaman akan konsep ruang mengalami perkembangan.
Contoh lain kemampuan berpikir bolak-balik adalah, 3 + 4 = 7, dan 7 – 4 = 3 atau 7 – 3 = 4, anak-anak pada tahap pra-operasional, usia 2-7 tahun, tahap (tahap pemikiran anak-anak masih didominasi hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan persepsinya sendiri), juga belum memahami konsep ini. Anak baru memahami satu kondisi saja, seperti, kalau air wadahnya di pindah ke wadah lain ia mengira jumlahnya berbeda.
Barulah pada usia 7-11 tahun, anak benar-benar memahaminya, dan akan lebih menonjol lagi pada anak yang intelegensi logika matematika, visual spasial, bila lingkungan memotivasinya.
3.       Klasifikasi
Anak-anak belajar klasifikasi lewat pengelompokkan benda-benda sesuai klasifikasinya. Misalnya mengklasifikasikan benda berdasar warna. Meski bentuk benda berbeda-beda, asal warnanya sama, maka ia berada di kelompok yang sama. Anak juga memamahami pernyataan klasifikasi.
Misalnya,“semua kucing adalah binatang, tapi tak semua binatang adalah kucing. “Untuk memahami hal itu, anak harus memahami kelas dan sub kelas. Kelas adalah kategori yang lebih luas seperti binatang. Sub kelas adalah penyempitannya yaitu kucing.
Anak-anak belajar proses klasifikasi lewat pengelompokkan benda sesuai jenis, bentuk atau warnanya. Tapi, ini masih membingungkan bagi anak sampai usia 4 tahunan. Namun, konsep klasifikasi ini disukai anak-anak dengan potensi logika matematika tinggi.
Jadi, bila buah hati anda senang mengelompokkan benda, menghitung-hitung berdasarkan klasifikasi tertentu, ia mungkin berkecenderungan ke arah logika matematika.

4.       Klasifikasi berganda dan class Inclusion
Setelah anak menguasai konsep klasifikasi, akan meningkat logika anak ke arah klasifikasi bergamda. Yakni, kemampuan mengklasifikasi obyek secara bersamaan berdasarkan dua atau lebih kategori.
Misalnya, manusi dapat dikategorikan berdasarkan warna kulitnya (putih, kuning, coklat, hitam)

A&D APE
081335091462, 085649603286, 08175403038
 

MENGOPTIMALKAN ALAT PERAGA MATEMATIKA


Mengoptimalkan Alat Peraga Matematika
Diantara 9 kecerdasan Majemuk yang ada, kecerdasan matematika merupakan salah satu kecerdasan yang paling banyak menjadi perhatian bagi sebagaian orang tua. Untuk meningkatkan kecerdasan matematika pada anak usia dini, peranan alat peraga matematika sangat vital. Knp? Karena pada usia anak-anak mereka masih dalam tahapan konkrit, artinya harus ada alat peraga matematika untuk membantu mereka dalam melakukan perhitungan maupun mebilang matematika.
Adapun alat peraga matematika yang tersedia diantaranya: Donat hitung, jam digital, Dekak, Menara Angka, Kereta balok angka, Kereta paud angka, Ronce angka, Piramida angka, Sempoa, Belajar berhitung, Pohon hitung.
Meningkatkan kemampuan matematika
Banyak anak tak menyukai matematika. Padahal prestasi anak kerap diukur dari bidang ini. Bagaimana agar kepintaran ini berkembang? Pelajaran matematika dimulai dari hitungan-hitungan sederhana hingga sangat rumit dan berbau statistik, memang membuat anak harus berkonsentrasi penuh dan lama. Bagi anak yang potensi logika matematikanya kurang, pelajaran tersebut membuatnya jenuh dan akhirnya malas mempelajari matematika.
Ketidaksukaan anak terhadap pelajaran matematika terbagi dua,. Pertama, anak tak suka karena pelajarannya memang sulit, dan asal anak mau belajar kesulitan bisa diatasi.  Kedua, anak punya masalah mempelajari dan melaksanakan tugas-tugas aritmatika, serta memiliki pemahaman yang rendah dengan penerapan konsep-konsep kuantitatif.
Masalah kedua ini disebut diskalkulia (kesulitan belajar menghitung). Jika yang kedua ini dialami putar-putri anda, artinya anda harus memberinya perhatian ekstra, bahkan mengajaknya ke psikolog untuk membantu mengatasi masalahnya.
Alat Peraga Matematika memudahkan anak usia dini dalam mempelajari matematika, sehingga matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi mereka.
  
A&D APE
081335091462, 085649603286, 08175403038

Alamat

HP: 085649603286, 08175403038, 081335091462
,

PIN BB: 270E145A
,

alamat: Jalan Candi Panggung Barat 01 A,Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, Indonesia
,

Lihat Semua >>

Advertiser

MEDIA IKLAN ONLINE